Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini telah menugaskan tim psikolog dan psikiater untuk membantu mengatasi trauma yang dialami oleh korban rudapaksa di Batang, Jawa Timur. Hasil evaluasi psikologis menunjukkan bahwa beberapa korban mengalami perubahan suasana hati dan perilaku yang menyebabkan rasa malu, mudah tersinggung, kurang minat berinteraksi sosial, dan rendahnya kepercayaan diri.
Untuk memastikan penanganan yang memadai bagi korban, Mensos bertemu dengan korban dan orang tua mereka. Mensos hadir dalam dua kasus, pertama rudapaksa terjadi pada AAW (12), seorang anak dengan disabilitas ganda yang menjadi korban rudapaksa oleh T (52), seorang tukang cukur. Kedua, terdapat 13 santri laki-laki (enam di antaranya di bawah umur) yang menjadi korban rudapaksa oleh TS (44), seorang guru ngaji.
“Dalam percakapan dengan saya, terungkap bahwa masih ada perasaan marah, malu, ketidakpuasan, dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan terapi psikologis. Saya telah menyiapkan petugas, baik psikolog maupun psikiater, untuk mengatasi trauma,” kata Mensos dalam keterangannya pada Selasa (16/5/2023).
Berdasarkan instruksi Mensos, Tim Kemensos menugaskan petugas untuk memberikan penanganan psikologis kepada korban, termasuk pemulihan trauma, konseling kelompok, konseling individu, dan hipnoterapi untuk membantu mengatasi emosi negatif dan memperkuat kondisi psikologis korban.
Petugas juga memberikan edukasi kepada korban mengenai langkah-langkah untuk menghindari pelecehan. Hal ini dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang dan korban merasa lebih berani.
Leave a Reply
View Comments